Sabtu, 31 Oktober 2015

ibuku, aku, dan anak-anakku nanti

Aku mungkin masih akan hidup di tahun-tahun mendatang. Kepalaku semakin sibuk mempersiapkan diri jadi ibu. Perempuan atau laki laki tak masalah. Semua sama saja.

aku sering berkelana membayangkan bagaimana menyisir rambut bayi, atau mungkin belum perlu disisir. Kata orang jika bulu matanya ingin lentik harus dicukur dulu, apa harus aku lakukan itu?

kelak aku akan membiarkan anakku bermain hujan. Akan kusuruh dia menari nari, berputar, dan berterima kasih. Karena tanpa air tak ada kehidupan.

di hari sabtu kita akan meletakkan biji kacang hijau diatas kapas basah, lalu anakku akan bahagia melihatnya besok. Ia akan takjub melihat kecambah, sedangkan aku takjub dengan senyum senangnya.

jika lelah kita bisa saling memijit. Aku bisa berbaring telungkup, sementara ia menjaga keseimbangan berjalan di punggung.

setiap pagi aku akan mengajaknya duduk di depan rumah, mendengar suara burung. Jika tidak ada burung, melihat semut juga bisa. Akan kuletakkan sebongkah gula batu, kurasa ia bisa belajar  bagaimana semut bekerja sama mengangkat gula.

di malam hari mungkin kita bisa berkhayal apa saja yang menyenangkan. Menanyakan sebesar apa mimpinya, mau jadi apa dia. Pemahat patung atau pelukis, bisa juga penyanyi.
Pembuat robot, dokter bedah, atlet renang, guru, aktivis.semuanya menarik.

Kalau ia suka, akan kuajari jari jarinya bermain piano. Karena badannya masih kecil kita akan duduk sebangku.ia di depan.. aku tau aku akan sibuk memainkan jarinya di atas tuts piano, apalagi sambil bernyanyi.

Lalu aku akan memeluknya dan menyampaikan kalau musik baik untuknya. Ia bisa belajar mendengar perasaan. Karena aku akan sangat mengandalkannya untuk jadi anak yang tersenyum saat marah dan menangis saat bahagia.


aku, bahkan berseďia meninggalkan karir untuk mengasuh calon anakku. Karena aku tau, ibuku menyekolahkan aku sampai jadi wisudawan terbaik bukan untuk mencari pekerjaan, melainkan membekali  aku untuk jadi ibu yang baik, bagi anak-anaknya nanti.

mencari teman pun (ternyata) ada batasnya

29 september 2015

aku menginginkanmu pada malam malam yang sama
pada angin yang sama
cahaya yang sama
rasa yang sama

terlalu banyak yang tak bisa dimiliki
terlalu banyak yang terlanjur jauh
terlalu banyak kisah kisah sama menjerumuskan arti nama kita

Lalu sepasang anak kecil mulai kebingungan


dalam kebingungan itu kami saling mencari

kalaupun ini cinta sendiri,
tak apa aku mati berdiri.