Kita selalu punya ruang untuk mengingat sebuah pelukan
pertama dan terakhir kalinya
bukan berarti kita tau ini saat yang tepat,
hanya saja semua mengalir seadanya
setidaknya aku, pernah sekali di udara. setelah itu kau
melepaskanku terbang tinggi
aku pikir kau
memainkan talinya, ternyata tidak lagi
kau, tak peduli seberapa buruk hidupmu terus menumpuk gelas
- gelas bir
Tuhan terlalu tangguh di lawan
maka kau memegang mataku dengan air mata dan permohonan
katamu akan sangat
menyenangkan nantinya jika anak kita tau, orang tuanya nakal
kau juga begitu peduli dengan hidung dan bulu mata,katanya
cantik.
selalu ada ruang untuk mengingat layang - layang.
katamu ia sepertiku.
selalu menyenangkan.
layang - layang putus terbawa angin, semakin rusak terkena
hujan.
semakin tak bisa dikejar anak-anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar