Rabu, 13 Juni 2012

aku dan imajinasimu


 Aku tidak kuat lagi menahan emosi. Aku patah. Aku berusaha untuk  tak pernah mengenal kata lelah. Haram hukumnya untuk mematikan ide setiap orang,sama halnya seperti merebut biola dari seorang pengamen anak kecil yang tidak punya apa-apa lagi. Itu jelas bukan aku. Dan kamu harus percaya kalau aku tidak seburuk itu.

Kamu sadar tidak?  Seumur hidup aku selalu tersiksa. kamu tidak pernah memperlakukan aku dengan baik. Aku didorong, dipukul berulang kali, dihina, dicaci maki.aaaaah sudahlah! Apa aku harus tetap bertahan dengan semua kekerasan ini? Tolong liat dan jawab aku.

Sayangnya dia hanya berhenti menatapku sebentar, dan lagi-lagi memaksa aku untuk bekerja.

Di luar tampak kuning keemasan. Matahari melangkah lebih cepat dari biasanya. Mengajak aku untuk berhenti dari semua rutinitas. Rutinitas yang tak pernah mengenal kalau dalam satu hari hanya terdapat 24 jam, 1440 menit, dan 86400 detik. Aku berkeringat dan terus bekerja. Entah telah berapa lamanya.

Tiba tiba dia memeluk aku dan menangis

‘Sebenarnya apa yang terjadi? Tolong jangan diam saja..’ aku menarik napas ditengah pelukannya yang semakin sesak. 

Oke, abaikan semua keluhanku atas rasa lelah bekerja. Lupakan semua apa yang aku katakan tentang waktu yang selalu kamu sita begitu saja. Aku mohon lupakan dan berhenti menangis sekarang juga’.

Dia tetap memelukku dan menangis

Ya Tuhan, mengapa Engkau mempertemukan aku dengan orang semacam ini? Bukankah  masih ada beberapa milyar manusia lainnya yang lebih normal? Dan bodohnya lagi mengapa aku tidak bisa menjauh dari kehidupannya? Selangkahpun aku tak bisa. Dan sekali lagi aku sangat tidak ingin orang yang sudah mendorong, memukul, menghinaku berulang kali ini menangis.

‘hey, aku mohon berhentilah menangis. Aku janji tidak mengeluh lagi. Aku akan bekerja dengan baik sampai kapanpun kamu membutuhkanku. Deal?’

Ajaib, dia berhenti menangis. Sesekali wajahnya menatap keluar jendela, tersenyum dan tertawa di menit ketiga.

Ayo lanjutkan! Aku siap!

Gadis itu mencorat-coret lagi, dan aku?
Tetap setia menemaninya berimajinasi. Sesekali kulitku dikelupas dengan benda tajam bernama rautan.

Kamar kos, 14 Juni 2012

3 komentar:

  1. gokil,kayanya ciri khas cerpen lu suka ngasih kejutan gitu di belakang cerita.salut!

    BalasHapus
  2. ceritanya menarik jugan endingnya oke banget..:)

    aku jg suka banget sama blognya..
    isi blog dan postinganya bagus, menarik dan bermanfaat sakali..:)
    jangan lupa untuk terus menulis menulis yaa..^_^

    oia salam kenal
    kalau berkenan silahkan mampir juga ke EPICENTRUM
    folloback juga ya buat nambah temen sesama blogger IPB,,tukeran link juga boleh,,makasih..^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. @ ka reza : ihihihi kebetulan aja itu ka lagi ada idenya begitu :P

      @ rizki : waaaah makasih ya udah mau baca. gw seneng kalo ada yang komen gini. iya, Insya Allah terus nulis :D

      Hapus